Bagaimana menyikapi stress saat mendampingi anak dimasa learning from home

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

Webinar Parenting Metta School l 25 Sept 2020
Pembicara : Coach Hemma

Kondisi pandemi Covid-19 saat ini memberi satu tantangan tersendiri buat para orangtua dalam mendampingi anak – anaknya belajar, terutama buat orangtua yang selama ini menyerahkan bimbingan belajar anak – anaknya kepada guru di sekolah juga guru les.

Hal tsb memberi tekanan yang tidak jarang memicu para orangtua bersikap “lost control”, misal : marah – marah saat anaknya masih belum bisa mengerti atau memahami materi yang diajarkan oleh orangtuanya.

Dengan kondisi seperti itu, orangtua beranggapan bahwa

  • anaknya punya masalah dengan kemampuan belajar
  • anaknya sengaja tidak mau bekerjasama atau
  • anaknya selama ini terbiasa “nyantai” karena sekolah kurang melatih disiplin,
    misal dengan memberi homework yang banyak.

Hal – hal seperti itu kemudian dianggap sebagai pemicu stressnya orangtua. Dan kalau sudah stress tentu akan berpengaruh pada kualitas kesehatan dan produktivitas kerjanya.

Apa yang orangtua lakukan sebagai upaya solusi atas masalah itu ? ( dimasa pandemi ini ) Banyak orangtua yang bersikap menungggu solusi dari luar dirinya, seperti :

  • Mengharap segera vaksin Covid-19 diresmikan dan didistribusikan
  • Mengharap anak – anaknya punya kemampuan instant, sekali belajar langsung menguasai materinya
  • Kegiatan belajar mengajar di sekolah ( tatap muka langsung ) segera di adakan lagi

Dan faktanya, dengan mengharapkan dan mengandalkan solusi dari luar dirinya, banyak orangtua semakin mengalami stress. Mengapa ?

Karena kunci utama solusi atas masalah itu sesungguhnya ada di dalam diri orangtua karena masalah utamanya bukan pada lambatnya anak – anak dalam memahami sebuah subjek pelajaran tetapi karena :

  1. Adanya harapan dari orangtua yang ingin segera terbebas dari kegiatan “membimbing” yang dianggapnya ribet (merepotkan – bertele tele)
  2. Adanya harapan orangtua yang ingin segera terbebas dari rasa frustrasi saat membimbing anaknya yang lambat dalam mengerti / memahami sebuah subjek
  3. Adanya rasa tidak adil / tidak terima dalam diri orangtua yang mana orangtua berpandangan bahwa sebenarnya “membimbing anak – anaknya” adalah tugas para guru seluruhnya

Kalau begitu, bagaimana solusinya ? Bagaimana menyikapi stress saat mendampingi anak dimasa “learn from home” agar orangtua bukan saja enjoy dalam membimbing anak – anak tapi anak – anak juga merasakan kehadiran dan kasih sayang orangtuanya ?

Dalam membimbing anak – anak belajar terutama dimasa pandemi seperti ini, para orangtua perlu mengetahui dan menguasai beberapa skill, diantaranya :

  1. Skill mengelolah emosi diri sendiri dan anak
  2. Skill memotivasi
  3. Skill mendeliverykan subjek
  4. Skill mengajarkan “mengadministrasikan tugas”
  5. Skill mengoperasikan perlengkapan spt “gadget” dll

Dari 5 skill yang perlu diketahui dan dikuasai oleh orangtua, skill no.1 “Mengelolah emosi diri sendiri dan anak” menjadi motor bagi skill – skill lainnya. Mengapa ? Karena faktor emosi memiliki pengaruh sebesar +/- 90% terhadap sikap dan tindakan seseorang.

Dengan terampil mengelolah emosi diri sendiri dan anak maka orangtua akan lebih kreatif dan terampil untuk mempraktikkan skill – skill yang lain, namun jikalau orangtua tidak terampil dalam mengelolah emosinya sendiri, maka akan mempersulit terlaksananya skill – skill yang lain. Itulah sebabnya jikalau stress tidak diatasi terlebih dulu, maka orangtua tidak bisa efektif membimbing anak – anaknya dan akan semakin stress.

Apa yang perlu dilakukan orangtua untuk menyikapi stress selama mendampingi anak – anaknya “learn from home” ?

Langkah pertamanya adalah mentransformasi sikap yang menyebabkan dirinya stress. Ada 2 langkah yang perlu dilakukan orangtua :

 

  1. Mengubah pandangan yang tadinya meyakini bahwa sumber stressnya adalah dari luar dirinya ( lambatnya anak memahami subjek, sekolah yang tidak adil dll ) menjadi sadar bahwa sumber masalah adalah sikap dirinya sendiri
  2. Mentransformasi masalah dari yang tadinya dianggap menghambat dirinya menjadi yang mendukung dirinya untuk berkembang

Orangtua bisa mempraktikkan 2 langkah di atas dengan melakukan 3 hal berikut setiap harinya :

  1. Setiap bangun tidur dipagi hari melakukan tindakan “bersyukur” atas 3 bagian fisik dan mental yang masih berfungsi dengan baik.
    Tindakan ini agar orangtua menyadari dan mengenali dirinya sendiri lebih baik
  2. Menerima diri sendiri, pasangan dan anak tanpa syarat.
    Tindakan ini agar orangtua lebih menghargai dirinya, pasangan dan anak – anaknya
    Tindakan pertama ini bertujuan dan bermanfaat orangtua lebih calm, tidak mudah terprovokasi oleh emosi negatifnya.
  3. Melihat masalah dari perspektif yang lain. Masalah = Peluang untuk dirinya berkembang.

Okay, semoga sharing knowledge ini selain bisa membantu orangtua menjadi lebih mengerti juga bisa lebih tenang karena jikalau 3 tindakan solusi di atas itu dipraktikkan secara konsisten, maka orangtua tidak lagi merasa “dihantui” oleh stress yang dipicu oleh keadaan pandemi ini.

Salam mindful,

Coach Hemma.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Contact Us
Call-us-girl

For fast response, please call or text us via WhatsApp. Choose the suitable number below.

For Toodler, Preschool & Kindergarten

For Elementary School

For Junior High & Senior High School